1.
Pengertian Stres Kerja
Menurut Cornelli
(dalam Brecht, 2000), stres kerja dapat di definisikan sebagai gangguan pada
tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan. Stres
kerja dipengaruhi baik oleh lingkungan maupun penampilan individu dalam
lingkungan tersebut. Menurut Hartono (2007), stres kerja adalah reaksi
non-spesifik individu terhadap rangsangan atau tekanan (stimulus stressor), merupakan suatu rekasi adaptif, bersifat sangat
individual, sehingga suatu stres kerja bagi seseoraang belum tentu sama
tanggapannya bagi orang lain. Menurut Handoko (dalam Umar, 1998), stres kerja
merupakan suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan
kondisi seseorang.
Dari pendapat
para ahli mengenai tentang stres kerja, dapat disimpulkan bahwa stres kerja dapat
didefinisikan sebagai suatu reaksi non-spesifik dari tubuh yang mempengaruhi
emosi, proses berpikir, dan kondisi seseorang yang dikarenkan suatu rangsangan atau
tekanan yang melampaui kemampuan yang
dimiliki individu.
2.
Sumber-sumber Stres Kerja
Sumber stres yang disebut dengan stressor yang perlu dipahami adalah bahwa
pada dasarnya stres bisa bersumber dari pekerjaan dan lingkungan kerja. Stressor yang bersumber dari perkerjaan
misalnya beban pekerjaan yang terlalu besar atau terlalu kecil, konflik, peran,
ketidakjelasan peran, wewenang yang tidak sesuai dengan pelaksanaan tanggung
jawab, lingkungan kerja yang tidak menyenangkan, atasan yang tidak menyenangkan
rekan sekerja yang tidak membantu dan lain-lain.
Lazzarus dan Folkam (dalam Badri, 2012),
mengidentifikasikan empat sumber stres kerja, yaitu :
a.
Kontrak, misalnya upah rendah, kerja shift, lembur
berlebihan, ketidakamanan kerja
b.
Lingkungan, misalnya kebisingan, kepadatan penduduk,
kelembaban, pencahayaan.
c.
Rancangan pekerjaan, misalnya pekerjaan yang
membosankan terlalu banyak atau terlalu sedikit pekerjaan, kurangnya kontrol
kerja.
d.
Hubungan dengan atasan dan semua rekan kerja,
misalnya hubungan yang buruk dengan rekan kerja, kurangnyakomunikasi atau
kurangnya kontrol dari atasan. Stres meningatkan ketika atasan atau rekan kerja
secara sosial menjadi tidak sensitif terhadap kebutuhan orang lain.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa saja sumber stres
atau biasa disebut juga dengan stressor pada
dasarnya bisa terjadi dari mana saja, dan sumber dari stres kerja adalah
seperti tugas kerja yang terlalu banyak sehingga harus lembur dan mengakibatnya
kurang istirahat. Stressor yang bisa
terjadi dari lingkungan kerja, misalnya seperti ruang kerja yang kurang nyaman,
atau hubungan yang kurang baik dengan teman dikantor.
3.
Gejala-gejala Stres Kerja
Gejala adalah
penampakan dari suatu sikap atau perasaan. Penampakan rasa senang bisa dalam
bentuk tertawa, ceria, dan girang, serta penampakan rasa tidak senang seperti,
diam, murung, marah, dan lain-lain, atau dapat juga dikatakan indikasi atau
tanda-tanda dalam berbagai bentuk dari sesuatu yang abstrak. Tanda-tanda
atau gejala stres kerja berbeda-beda antara individu yang satu dengan individu
yang lain. namun beberapa gejala bersifat umum, seperti sifat lekas marah dan
suka murung. Pola respon yang umum biasanya tergantung pada masing-masing individu
(Brecht, 1996).
Menurut Hariandja
(2002), stres kerja sebagai ketegangan atau tekanan emosional yang dialami
seseorang dan abstrak gejalanya, oleh para ahli di kelompokkan menjadi tiga
kategori, yaitu:
a. Gejala fisik,
yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada metabolisme organ tubuh seperti,
denyut jantung yang meningkat, tekanan darah yang meningkat, sakit kepala, dan
sakit perut yang bisa individu alami dan harus diwaspadai.
b. Gejala
psikologis, yaitu perubahan-perubahan sikap yang terjadi seperti ketegangan,
kegelisahan, ketidaktenangan, kebosanan, cepat marah, dan lain-lain.
c. Gejala
keperilakuan, yaitu perubahan-perubahan atau situasi dimana produktivitas
seseorang menurun, absensi meningkat, kebiasaan makan berubah, merokok
bertambah, banyak minum-minum keras, tidak bisa tidur, berbicara tidak tenang,
dan lain-lain.
Menurut Cary
Cooper dan Alison Straw (dalam Umar, 1998), dari British Institue Of Management, gejala stres kerja dapat dilihat
dari: kepuasan kerja rendah, kinerja yang menurun, semangat dan energi menurun,
komunikasi tidak lancar, pengambilan keputusan yang jelek, kreativitas dan
inovasi berkurang, bergulat pada tugas-tugas yang tidak produktif
4.
Penyebab-penyebab Stres Kerja
Ada banyak
penyebab dari meningkatnya stres ditempat kerja. Menurut Losyk (2005) penyebab
stres kerja adalah:
a. Kondisi fisik:
Kondisi fisik tempat kerja memiliki pengaruh besar terhadap tingkat stres.
Suhu, cahaya, suara kualitas udara, kepadatan, isolasi, keamanan, dan kualitas ergonomis, semuanya menentukan bagaimana
seseorang menjalani hari kerjanya. Dihadapkan pada suasana yang tidak
menyenangkan setiap hari akan menimbulkan perusakan secara traumatis terhadap
energi, motivasi, dan kesehatan seorang secara menyeluruh.
b. Rancangan
Pekerjaan: Para pekerja tampaknya kini melakukan lebih banyak pekerjaan dari
pada sebelumnya, itu karena memang begitulah kenyataannya. Banyak pekerja yang
di-PHK atau dirumahkan tidak lagi dicarikan penggantinya. Namun demikian, deskripsi
pekerjaan tidaklah dirancang untuk mengambil alih semua tugas dari mereka yang
meninggalkan tempat kerja. Akibatnya, terlalu banyak beban dan tuntutan
pekerjaan yang harus ditanggung oleh mereka yang tinggal, dan banyak pekerja
tidak mampu mengatasinya. Banyaknya pekerjaan tidak dirancang dengan
mempertimbangkan tingkat stres pekerjanya. Ekspektasi terlalu tinggi dan tidak
realistis dengan terlalu banyaknya tanggung jawab yang dibebankan pada satu
orang, sehingga orang sering kali diharapkan berkerja selama mungkin dengan
atau tanpa jam istirahat, melakukan tugasnya
berulang-ulang. Akhirnya, para pekerja mulai kehilangan kepuasan kerja.
c. Peran dan
Pekerjaan : ketika sebuah pekerjaan tidak dirancang dengan sesuai, atau terlalu
banyak tanggung jawab baru yang ditambah, perannya menjadi sulit. Peran
mereka tidak sepenuhnya dicantumkan. Para pekerja tidak merasa pasti akan
bertanggung jawab keseluruhan mereka. Peran mereka menjadi sebuah konflik
antara apa yang menurut merek diharapkan da apa yang sesungguhnya diharapkan
oleh atasan. Peran mereka mungkin berkonflik atau tumpang tindih dengan peran
para pekerja lain, menimbulkan perselisihan diantara sesama pekerja.
d. Teknologi:
Telepone genggam, dan internet telah meningkatkan kecepatan dan produktifitas
diharapkan dengan adanya teknologi menjadi lebih efisien dan produktif. Tapi,
bersamaan dengan munculnya teknologi baru, muncul pula penyebab stres yang
baru, dan membuat seseorang harus terus-menerus mempelajari teknologi dan
perangkat lunak terbaru.
e. Manajemen
Beracun: Gaya manajemen merupakan salah satu penyumbang stres terbesar ditempat
kerja. Atasan yang selalu mengatur, tidak mau mengubah pola pikir lama, yang
selalu menyetir para bawahan, hanya akan menciptakan stres, kehabisan tenaga,
dan pengunduran diri dari pekerjaan.
Menurut Jones
& Bartlett (1999), penyebab stres kerja tidak hanya karena waktu yang
dihabiskan ditempat kerja atau disekitarnya. Penyebab lainnya dikelompokkan ke
dalam tiga kategori, antara lain:
a.
Penyebab
Organisasi yaitu kurangnya otonomi dan
kreativitas, harapan, tenggat waktu, dan kuota yang tidak logis, relokasi
pekerjaan, kurang pelatihan, karir yang melelahkan, hubungan dengan atasan yang
buruk, selalu mengikuti perkembangan teknologi, bertambahnya tanggung jawab
tanpa pertambahan gaji, dan penurunan laba yang didapat.
b.
Penyebab
Individual, antara lain: pertentangan antara karier dan tanggung jawab
keluarga, ketidakpastian ekonomi, kurangnya penghargaan dan pengakuan kerja,
kejenuhan, ketidakpuasan kerja, kebosanan, dan konflik dengan rekan kerja.
c.
Penyebab
Lingkungan, antara lain: buruknya kondisi lingkungan kerja (pencahayaan,
kebisingan, ventilasi, suhu, dan lain-lain), diskriminasi ras, dan kekerasan
ditempat kerja
Dapat disimpulkan bahwa banyak berbagai macam penyebab stres kerja yang
dapat dialami oleh individu, seperti halnya terlalu banyak menghabiskan waktu
dikantor, ditambah dengan beban kerja yang diberikan terlalu banyak atau terlalu
berat tanpa diberikan gaji tambahan dan lingkungan kerja yang kurang mendukung.