Kamis, 07 Januari 2016

Stres Kerja


1.    Pengertian Stres Kerja

       Menurut Cornelli (dalam Brecht, 2000), stres kerja dapat di definisikan sebagai gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan. Stres kerja dipengaruhi baik oleh lingkungan maupun penampilan individu dalam lingkungan tersebut. Menurut Hartono (2007), stres kerja adalah reaksi non-spesifik individu terhadap rangsangan atau tekanan (stimulus stressor), merupakan suatu rekasi adaptif, bersifat sangat individual, sehingga suatu stres kerja bagi seseoraang belum tentu sama tanggapannya bagi orang lain. Menurut Handoko (dalam Umar, 1998), stres kerja merupakan suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang.       

Dari pendapat para ahli mengenai tentang stres kerja, dapat disimpulkan bahwa stres kerja dapat didefinisikan sebagai suatu reaksi non-spesifik dari tubuh yang mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisi seseorang yang dikarenkan suatu rangsangan atau tekanan yang  melampaui kemampuan yang dimiliki individu.

2.    Sumber-sumber Stres Kerja

Sumber stres yang disebut dengan stressor yang perlu dipahami adalah bahwa pada dasarnya stres bisa bersumber dari pekerjaan dan lingkungan kerja. Stressor yang bersumber dari perkerjaan misalnya beban pekerjaan yang terlalu besar atau terlalu kecil, konflik, peran, ketidakjelasan peran, wewenang yang tidak sesuai dengan pelaksanaan tanggung jawab, lingkungan kerja yang tidak menyenangkan, atasan yang tidak menyenangkan rekan sekerja yang tidak membantu dan lain-lain.

Lazzarus dan Folkam (dalam Badri, 2012), mengidentifikasikan empat sumber stres kerja, yaitu :

a.         Kontrak, misalnya upah rendah, kerja shift, lembur berlebihan, ketidakamanan kerja

b.        Lingkungan, misalnya kebisingan, kepadatan penduduk, kelembaban, pencahayaan.

c.         Rancangan pekerjaan, misalnya pekerjaan yang membosankan terlalu banyak atau terlalu sedikit pekerjaan, kurangnya kontrol kerja.

d.        Hubungan dengan atasan dan semua rekan kerja, misalnya hubungan yang buruk dengan rekan kerja, kurangnyakomunikasi atau kurangnya kontrol dari atasan. Stres meningatkan ketika atasan atau rekan kerja secara sosial menjadi tidak sensitif terhadap kebutuhan orang lain.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa saja sumber stres atau biasa disebut juga dengan stressor pada dasarnya bisa terjadi dari mana saja, dan sumber dari stres kerja adalah seperti tugas kerja yang terlalu banyak sehingga harus lembur dan mengakibatnya kurang istirahat. Stressor yang bisa terjadi dari lingkungan kerja, misalnya seperti ruang kerja yang kurang nyaman, atau hubungan yang kurang baik dengan teman dikantor.

3.    Gejala-gejala Stres Kerja

Gejala adalah penampakan dari suatu sikap atau perasaan. Penampakan rasa senang bisa dalam bentuk tertawa, ceria, dan girang, serta penampakan rasa tidak senang seperti, diam, murung, marah, dan lain-lain, atau dapat juga dikatakan indikasi atau tanda-tanda dalam berbagai bentuk dari sesuatu yang abstrak. Tanda-tanda atau gejala stres kerja berbeda-beda antara individu yang satu dengan individu yang lain. namun beberapa gejala bersifat umum, seperti sifat lekas marah dan suka murung. Pola respon yang umum biasanya tergantung pada masing-masing individu (Brecht, 1996).

Menurut Hariandja (2002), stres kerja sebagai ketegangan atau tekanan emosional yang dialami seseorang dan abstrak gejalanya, oleh para ahli di kelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu:

a.       Gejala fisik, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada metabolisme organ tubuh seperti, denyut jantung yang meningkat, tekanan darah yang meningkat, sakit kepala, dan sakit perut yang bisa individu alami dan harus diwaspadai.

b.      Gejala psikologis, yaitu perubahan-perubahan sikap yang terjadi seperti ketegangan, kegelisahan, ketidaktenangan, kebosanan, cepat marah, dan lain-lain.

c.       Gejala keperilakuan, yaitu perubahan-perubahan atau situasi dimana produktivitas seseorang menurun, absensi meningkat, kebiasaan makan berubah, merokok bertambah, banyak minum-minum keras, tidak bisa tidur, berbicara tidak tenang, dan lain-lain.

Menurut Cary Cooper dan Alison Straw (dalam Umar, 1998), dari British Institue Of Management, gejala stres kerja dapat dilihat dari: kepuasan kerja rendah, kinerja yang menurun, semangat dan energi menurun, komunikasi tidak lancar, pengambilan keputusan yang jelek, kreativitas dan inovasi berkurang, bergulat pada tugas-tugas yang tidak produktif

4.    Penyebab-penyebab Stres Kerja

Ada banyak penyebab dari meningkatnya stres ditempat kerja. Menurut Losyk (2005) penyebab stres kerja adalah:

a.    Kondisi fisik: Kondisi fisik tempat kerja memiliki pengaruh besar terhadap tingkat stres. Suhu, cahaya, suara kualitas udara, kepadatan, isolasi, keamanan, dan kualitas ergonomis, semuanya menentukan bagaimana seseorang menjalani hari kerjanya. Dihadapkan pada suasana yang tidak menyenangkan setiap hari akan menimbulkan perusakan secara traumatis terhadap energi, motivasi, dan kesehatan seorang secara menyeluruh.

b.    Rancangan Pekerjaan: Para pekerja tampaknya kini melakukan lebih banyak pekerjaan dari pada sebelumnya, itu karena memang begitulah kenyataannya. Banyak pekerja yang di-PHK atau dirumahkan tidak lagi dicarikan penggantinya. Namun demikian, deskripsi pekerjaan tidaklah dirancang untuk mengambil alih semua tugas dari mereka yang meninggalkan tempat kerja. Akibatnya, terlalu banyak beban dan tuntutan pekerjaan yang harus ditanggung oleh mereka yang tinggal, dan banyak pekerja tidak mampu mengatasinya. Banyaknya pekerjaan tidak dirancang dengan mempertimbangkan tingkat stres pekerjanya. Ekspektasi terlalu tinggi dan tidak realistis dengan terlalu banyaknya tanggung jawab yang dibebankan pada satu orang, sehingga orang sering kali diharapkan berkerja selama mungkin dengan atau tanpa jam istirahat, melakukan tugasnya  berulang-ulang. Akhirnya, para pekerja mulai kehilangan kepuasan kerja.

c.    Peran dan Pekerjaan : ketika sebuah pekerjaan tidak dirancang dengan sesuai, atau terlalu banyak tanggung jawab  baru  yang ditambah, perannya menjadi sulit. Peran mereka tidak sepenuhnya dicantumkan. Para pekerja tidak merasa pasti akan bertanggung jawab keseluruhan mereka. Peran mereka menjadi sebuah konflik antara apa yang menurut merek diharapkan da apa yang sesungguhnya diharapkan oleh atasan. Peran mereka mungkin berkonflik atau tumpang tindih dengan peran para pekerja lain, menimbulkan perselisihan diantara sesama pekerja.

d.   Teknologi: Telepone genggam, dan internet telah meningkatkan kecepatan dan produktifitas diharapkan dengan adanya teknologi menjadi lebih efisien dan produktif. Tapi, bersamaan dengan munculnya teknologi baru, muncul pula penyebab stres yang baru, dan membuat seseorang harus terus-menerus mempelajari teknologi dan perangkat lunak terbaru.

e.    Manajemen Beracun: Gaya manajemen merupakan salah satu penyumbang stres terbesar ditempat kerja. Atasan yang selalu mengatur, tidak mau mengubah pola pikir lama, yang selalu menyetir para bawahan, hanya akan menciptakan stres, kehabisan tenaga, dan pengunduran diri dari pekerjaan.

Menurut Jones & Bartlett (1999), penyebab stres kerja tidak hanya karena waktu yang dihabiskan ditempat kerja atau disekitarnya. Penyebab lainnya dikelompokkan ke dalam tiga kategori, antara lain:

a.         Penyebab Organisasi  yaitu kurangnya otonomi dan kreativitas, harapan, tenggat waktu, dan kuota yang tidak logis, relokasi pekerjaan, kurang pelatihan, karir yang melelahkan, hubungan dengan atasan yang buruk, selalu mengikuti perkembangan teknologi, bertambahnya tanggung jawab tanpa pertambahan gaji, dan penurunan laba yang didapat.

b.        Penyebab Individual, antara lain: pertentangan antara karier dan tanggung jawab keluarga, ketidakpastian ekonomi, kurangnya penghargaan dan pengakuan kerja, kejenuhan, ketidakpuasan kerja, kebosanan, dan konflik dengan rekan kerja.

c.         Penyebab Lingkungan, antara lain: buruknya kondisi lingkungan kerja (pencahayaan, kebisingan, ventilasi, suhu, dan lain-lain), diskriminasi ras, dan kekerasan ditempat kerja

Dapat disimpulkan bahwa banyak berbagai macam penyebab stres kerja yang dapat dialami oleh individu, seperti halnya terlalu banyak menghabiskan waktu dikantor, ditambah dengan beban kerja yang diberikan terlalu banyak atau terlalu berat tanpa diberikan gaji tambahan dan lingkungan kerja yang kurang mendukung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar