Minggu, 29 Juni 2014

PERNIKAHAN ATAU PERCERAIAN ?..

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Kemarin saya telah membahas tentang fenomena cinta, dan sekarang saya akan menceritakan tentang sebuah ikatan yang sesuai dengan agama yaitu pernikahan. Melangsungkan suatu pernikahan merupakan harapan bagi setiap orang. Apalagi jika bisa menikah dan hidup bersama dengan pasangan yang sangat-sangat dicintai. Hidup bersama dengan ikatan yang disahkan oleh Allah dan memiliki kehidupan yang bahagia dengan keluarga kecil yang dibangun dengan cinta merupakan harapan bagi semua orang. Begitu juga dengan saya, saya memiliki harapan saat usia 23 tahun saya sudah memiliki pekerjaan yang sesuai dengan minat dan bakat saya serta gaji yang sesuai, dan ketika saya memasuki usia 25 tahun saya akan menikah dengan seorang pria yang sudah dipilihkan oleh Allah untuk menemani hidup saya, dan membangun keluarga kecil dengan cinta dan kebahagian.

Apakah Pernikahan itu ?..
Pernikahan merupakan suatu ikatan atau komitmen yamg serius antar pasangan untuk mendapatkan jalan yang diridhoi oleh Allah dan resmi menjadi pasangan suami istri. Menurut Duvall dan Miler ( 1985 ) bahwa pernikahan adalah hubungan pria dan wanita yang diakui secara sosial, yang ditunjukan untuk melegalkan hubungan seksual, melegitimasi membesarkan anak, dan membangun pembagian peran didunia sesama pasangan.

Dan saat ini saya buka membahas tentang pernikahan secara detail karena saya sendiri belum merasakan yang namanya pernikahan. Apakah saat menikah akan bahagia seperti saat pertama kali bertemu atau mungkin saat indahnya pacaran ?.. I don't know..

" Berharap memiliki seorang suami seperti pangeran-pangeran yang berada didalam cerita dogeng " Pangeran didalam cerita dogeng seperti pahlawan yang akan melakukan apa saja demi menjaga cinta sejatinya. Dan dari sini bisa terlihat dalam satu kaliamt tersebut merupakan kalimat yang mengartikan bahwa wanita ini mengingkan seorang laki-laki yang bisa melindungi atau menjaga dia saat dia merasa terancam oleh lingkungan disekitarnya..

Wanita tersebut akhirnya menikah dengan seorang pria, yang menurutnya dapat melindungi dan menjaga dirinya. Pada tanggal ######## pasangan tersebut memutuskan untuk melanjutkan hubungan mereka kearah yang lebih serius yaitu pernikahan. Sang suami yang berkerja di luar kota membuat istri memutuskan untuk ikut dengan suami ke daerah tempat tinggalnya. Mereka tinggal dirumah dinas yang telah disediakan oleh perusahan tempat suaminya kerja. Dalam kesehariannya istri melayanin suaminya dengan baik. Setiap jam pulang kerja, istri pun sudah setia menunggu kedatang suami. Pada tahun 199# mereka dikaruniakan seorang anak perempuan yang akan menemani keseharian istri saat sedang sendirian didalam rumah. Kebahagian yang sungguh luar biasa.

Perdebatan kecil yang sering terjadi bisa diatasi dengan pikiran yang tenang, dan harus ada yang mengalah untuk menyelesaikan masalah tersebut. Setiap manusia pasti memiliki ego yang tinggi, namun untuk menanganin suatu masalah. Maka harus ada yang mengalah dan memberikan solusi yang lebih baik. Jika tidak, maka yang awalnya perdebatan kecil, bisa menjadi perdebatan yang lebih besar. Dan pasangan ini mampu mengatasi masalah tersebut dan sekarang memiliki satu orang putri dan dua orang putra yang sedang mengalami masa ababil atau pencarian jati diri. Semoga mereka bisa menjadi anak yang dapat dibanggakan oleh kedua orang tuanya. Amminn..

Pada tahun 2000an mungkin masih berjalan dengan sangat baik, dan baik, namun untuk komunikasi tidak selancar dan sebaik biasanya. Ini merupakan faktor hubungan jarak jauh yang terjadi antara pasangan ini. Suami yang masih berkerja diluar kota dan istri yang harus tinggal di Jakarta bersama ke tiga anaknya dikarenakan suami tidak bisa membawa keluarganya seperti dulu. Istri selalu meminta ikut ke tempat suaminya berkerja, namun suami tidak bisa mengajak istrinya dikarenakan tidak ada yang bisa menjaga anak-anak, dan anak-anak tidak bisa diajak juga, karena mereka sudah bersekolah dan tidak bisa langsung pindah sekolah secara instan. Meningkatnya kebutuhan ekonomi akhirnya membuat sang istri memutuskan untuk berkerja juga sebagai entertain dan terkadang berkerja dibeberapa kantor.

Dan disinilah awal dari sebuah penceraian. Merasa tidak mendapatkan kasih sayang yang diinginkan dan sesosok pangeran yang diharapkan ternyata hanyalah sebuah cerita sebelum tidur. Sering terjadi pertengkaran antara mereka, yang dulu awalnya dapat menyelesikan masalah dengan tenang kini memikirkan ego masing-masing. Terjadinya suatu perselingkuhan yang akhirnya memutuskan mereka untuk mengakhiri pernikahan yang sudah terjalin 15 tahun dengan mengambil keputusan penceraian.

Namun apakah mereka memikirkan perasaan anak-anak mereka ?.. Saya rasa tidak, karena bagi mereka penceraian mungkin hal yang sangat baik, dan itu mempengaruhi bagi anak. Anak-anak yang mengalami broken home rata-rata akan mencari perhatian kepada orang lain yang bisa meneriam dirinya, dan jika anak-anak broken home salah dalam memilih teman bisa-bisa mereka masuk kedalam pergaulan bebas.

Kebahagian dari keluarga kecil kini menjadi tiang-tiang pembatas antara kubu istri dan kubu suami. Dan anak kembali menjadi korban, dan akan selalu menjadi korban, mungkin sampai akhirnya salah satu dari suami - istri tersebut meninggal. Dalam senyum anak-anak mereka terdapat luka yang sangat-sanagt parah, dan mengalami siksaan batin yang amat sangat dalam. Anak harus terlihat tegar saat mendengar orang tua mereka menjelek-jelekan. Tapi apakah mereka menyadari siksaan batin yang dialami anak ?.. Jawabanya anak harus tetap kuat dan selalu menurut apa yang dikatakan oleh kedua orang tuanya. Jika si bapak telah melarang anaknya, maka anak harus mengikutin apa yang diinginkan oleh bapaknya dan jika tidak adanya suatu hukuman atau gertakan dari bapak yang akhrinya berdampak tidak baik buat anak.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar