Minggu, 12 Oktober 2014

Harapan Seorang Anak

Saya lahir dalam satu keluarga yang sungguh bahagia..
Terlahir menjadi anak pertama, cucu pertama,dan keponakan pertama..
Ada mama, papa, eyang, om, dan tante yang sangat menyayangiku..
Dan saya tidak pernah merasakan yang namanya sendiri..

Waktu berjalan dengan cepat, sehingga sayapun tumbuh menjadi seorang remaja..
Bertambah dua orang saudara laki-laki yang sangat baik, dan menjadi teman dalam hidup saya..
Lengkap sudah kebahagian yang saya rasakan..

Namun kebahagian yang saya harapkan pun telah berubah dengan berjalannya waktu..
Keluarga bahagia bersama mama, papa, dan adik-adik saya berubah menjadi sebuah perpisahan..
Perpisahan yang tidak pernah saya bayangkan, dan membuat saya teringat tentang sebuah pertanyaan saat saya dudduk dibangku kelas 6 SD..

Jika mereka berpisah bagaimana tanggapan saya ?..
Dan itu merupakan suatu pertanyaan yang paling bodoh yang pernah saya dengarkan dari mereka berdua..
Karena seorang anak berusia 11 tahun diberikan pertanyaan seperti itu, yang pasti mereka mengharapkan kedua orangtuanya untuk tidek berpisah..
Hanya saja saya menjawab kalau saya akan mengikuti mbah saya yang sebenernya sudah tidak berada didunia..

Waktupun berlalu, dan saya akhirnya menyadari bahwa mereka telah berpisah sudah cukup lama..
Dan itumembuat saya ingin tertawa, mentertawakan mereka dalam kesedihan yang saya rasakan..
Tapi apakah mereka memikirkan perasaan saya ?...
Saya hanya terlihat santai..

Stelah mereka berpisah, inilah ancaman tebesar yang saya rasakan..
Saya tertekan dengan apa yang mereka pilih..
Berbohong sudah menjadi pilihan terbaik dalam setiap kata yang saya ucapkan..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar