Rabu, 21 Oktober 2015

Assisten Rumah Tangga Penjaga Anak

Pada tanggal 13 Oktober 2015, tepatnya pada hari Selasa saya berkenalan dengan seorang ibu-ibu di stasiun kereta api Pasar Senen. Perkenalan kamipun hanya karena saya membantu ibu tersebut membawakan tasnya, karena kami memiliki arah tujuan yang sama saat itu. Saya ingin mencetak tiket untuk hari esok pergi, sedangkan ibu tersebut  ingin mencetak tiket untuk dia pergi pada hari tersebut. Setelah cetak tiket, ibu tersebut mengajak saya untuk ngbrol-ngbrol sejenak, sekalian menemani ibu tersebut menunggu kereta api tujuannya datang. Singkat cerita perkenalan kami. Selama hampir 1 jam lebih saya menemani ibu tersebut dan banyak obrolan yang kami lewati bersama, hanya saja ada salah satu cerita yang mampu membuat saya terkejut. Saya kira hal tersebut hanya bisa saya dengar dari acara berita tv atau sinetron-sinetron yang sering diputar oleh beberapa stasiun tv. Mungkin dari cerita ini dapat menjadi pembelajaran tersendiri bagi kita, khususnya bagi pasangan suami istri yang notabenenya berkerja dan menitipkan anaknya kepada asisten rumah tangga.

Pada suatu hari, ibu itu menyarankan kesalah satu anaknya yang baru menikah atau mungkin akan menikah (maaf saya lupa) untuk berkunjung kerumah anaknya yang sudah menikah dan memiliki anak kecil yang kira-kira usia 10 bulanan lebih.

Ibu " Saya suruh anak saya yang perempuan untuk kerumah kakak iparnya yang baru punya anak, biar sekalian dia belajar ngurus anak sama kakak iparnya. Anak perempuan saya pun akhirnya pergi kerumah kakak iparnya. Setlah itu berangkatlah anak saya kerumah kakak iparnya ya di **** "

Sesampai disana, dijemput sama kakaknya dan kakak iparnya, dan pada saat diperjalanan menuju kerumah kakaknya mereka terkena lampu merah. Saat lampu merah biasanya para pengemisi sudah siap untuk melakukan aksinya. Baju yang terlihat kotor, dan kumuh saatakn tek pernah diganti, beralasan sendal jepit yang juga terlihat kumuh para pengemis itu menghampir setiap mobil yang berhenti. Betapa kagetnya pasangan suami istri (yang merupakan kakak dan kakak iparnya) tersebut saat melihat seorang anak kecil  yang berada digendongan seorang ibu-ibu pengemis yang saat itu sedang mengemis. Akhirnya pasangan suami istri tersebut langsung turun dari mobil dan merebut anak tersebut dari gendongan ibu-ibu pengemis secara paksa. Sesampai dirumah, mereka melihat asisten rumah tangga tersebut sedang duduk manis sambil menoton tv layaknya tidak memiliki tanggung jawab apa-apa, dan pada hari itu juga asisten tersebut diberhentikan dari pekerjaannya. Selama sebulan pasangan suami istri tersebut menitipkan anaknya, dan sempat menyadari anaknya mengalami perubahan fisik, seperti badannya menjadi kurus dan kulitnya menjadi hitam. Namun tidak mencari tau apa yang sebenarnya terjadi, yang pada akhirnya mereka baru mengetahui bahwa anaknya di jadikan anak sewaan oleh asisten penjaga anaknya, dan hal ini menjadikan sebagai pembelajaran tersendiri  bagi keluarga tersebut.

Dari cerita tersebut, yang merupakan salah satu pengalaman seseorang, dapat dijadikan sebagai suatu pengalaman yang cukup mengejutkan buat saya sendiri. Sampai saya pun berfikir bagaimana jika suatu saat nanti saya mengalami hal serupa. Apalagi pada zaman saat ini, dimana banyak para ibu yang memutuskan untuk membantu suami (mencari nafkah) atau menjadi wanita karir, sehingga salah satu peran ibu untuk mengurus anak digantikan oleh baby sitter atau perawat. Para ibu tersebut mempercayaikan penuh anaknya kepada baby sitter, dan tidak mengetahui bagaimana perkembangan anaknya sendiri, maupun yang dialami anaknya selama orang tuanya sedang sibuk mengurus pekerjaannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar